Senin, 19 Mei 2014

Manusia Penuh Alasan

Mengapa harus selalu ada ALASAN untuk melakukan sesuatu? Untuk merasakan sesuatu pun seringkali harus disertai alasan. Bahkan untuk membahasnya pun sudah harus dimulai dengan satu MENGAPA, perlu membuat alasan lagi bukan? Begitu tergila-gilanya pada si alasan ini sampai Exist harus mencarinya dengan "Mencari Alasan" dan Pink harus memintanya melalui " Just Give Me A Reason". Ngetop banget kan si alasan ini :)

Beberapa tahun yang lalu aku dikenalkan dengan kalimat yang cukup membekas dalam pikiran yaitu "Semua alasan adalah benar". Kalimat yang singkat, tapi memiliki makna yang tidak singkat untuk dijelaskan. Gara-gara kalimat itu dulu, dalam situasi apapun, tidak diperkenankan memberikan alasan apapun dalam lingkungan itu. Sadis? Lumayan, hehehe. Tapi ada manfaatnya. Sampai sekarang aku tidak bisa menyatakan bahwa kalimat itu salah. Dan memang benar bukan tidak ada alasan yang salah, paling tidak untuk si pembuatnya sendiri, itu akan selalu benar. Alasan yang memang benar atau alasan untuk membenarkan yang tidak benar. Seringkali pula kita sulit melangkah maju karena dihambat oleh yang namanya alasan. Tapi mencoba hidup tanpa alasan itu tidak mudah juga. Ketika kita sudah berusaha untuk tidak mempersiapkannya, maka orang lain yang akan memintamu membuatnya. Ah alasan lagi :)

Tapi belakangan ini mulai nggak betah berakrab-akrab dengan si alasan ini. Sudah ngerasa capek ketika harus mikirin alasan ketika akan melakukan atau merasakan sesuatu. Beneran pengen pisah dengan alasan? Nggak juga, kadang memang alasan itu diperlukan, khususnya untuk orang-orang yang perlu tahu dan memintanya. Namun ada saatnya kita ingin melakukan sesuatu karena memang kita ingin melakukannya. Ada saatnya kita merasakan sesuatu tanpa tahu alasan yang ada di belakangnya. Semua terjadi dan terasa begitu saja. Dan akan  sangat menyebalkan jika ada yang meminta alasan untuk sesuatu yang tidak mempunyai alasan. Seperti ketika sudah berlari jauh, dan tiba-tiba ditarik kembali sekedar untuk melihat kamu pakai sepatu atau nggak. Nyebelin? Pastinya. Perlu ekstra energi untuk mengulang kembali. Lebih memilih untuk diam kepada mereka yang sering meminta alasan. Bukan nggak menaruh perhatian atas kepedulian kalian, tapi hanya mencoba membuat suatu pilihan, TITIK, tanpa alasan. Walaupun  memikirkan 1000 alasan akan lebih mudah daripada membuat 1 tujuan, berharap agar di kemudian hari yang lebih sering muncul sekarang bukan alasan tapi tujuan, bukan MENGAPA tapi BAGAIMANA, bukan KARENA tapi UNTUK. Manusia penuh tujuan akan lebih baik dari manusia penuh alasan bukan? Bukan hanya untuk diri sendiri, tapi juga mencoba melakukan hal yang sama dengan orang lain. So, Just Do It...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar